Jumat, 24 April 2009
Kualitas Koi
Kualitas koi sesungguhnya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Kualitas yang tinggi merupakan perpaduan antara warna-warna putih, merah, hitam, dan bentuk badan secara keseluruhan. Suatu kecen-derungan untuk menilai koi lebih yang besar, tanpa melepaskan kriteria warna badannya, adalah sangat penting.
Kualitas koi identik dengan setiap poin yang berlaku di dalam penjurian perlombaan koi. Bentuk badannya, warnanya, pola warna, dan keanggunan-nya sangat erat hubungannya dengan kualitas koi. Mendapatkan kualitas yang bagus adalah suatu hal yang sangat kita harapkan. Dan pastilah koi demi-kian akan mendapatkan nilai yang tinggi apabila diikutkan dalam perlombaan. Adalah salah besar apabila kita Selama ini hanya menganggap bahwa nilai seekor koi hanya ditentukan oleh pola warna badannya ataupun dari besarnya saja.
Dengan mengetahui kualitas koi, kita bisa mem-perkirakan harganya. Artinya, Jika koi yang hendak kita beli benar-benar bagus, tidak salah apabila kita harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah. Nilai sebesar itu tentu tidak untuk seekor koi yang rendah kualitasnya. Jangan lagi kita menjadi korban i dari keisengan pedagang yang menawarkan seekor i ikan mas lauk yang sekalipun besar dan bentuk ba-dannya bagus, dengan harga seekor koi. Atau Sebaliknya, Jangan sampai kita bertahan dengan harga yang rendah ketika nienawar seekor koi berkualitas prima. Karena hal ini sebenarnya hanya akan mene-lanjangi kita, karena kebodohan kita akan terlihat > oleh para pedagang. Jika pedagang menghadapi penv beli yang tidak mengerti, mereka malah akan mengerjai atau bahkan segan melayani pembeli berkon-sultasi.
Pola Warna Koi
Semua tanda-tanda dalam tubuh koi haruslah seimbang. Bagian putih pada mulut dan bagian ekor paling penting. Kepala yang membentuk huruf seharusnya ideal, tapi yang berbentuk unik yang sering dibutuhkan. Dua bagian yang menjadi pusat penilaian adalah bagian kepala dan bahunya dan daerah ekor. Daerah kepala dan punggung jauh lebih penting dibandingkan daerah ekor. Warna merah pada kepala harus lebar dan tegas. Garis putih pada leher sangat diharapkan sekali pada seekor Kohaku. Pada daerah ekor yang sangat diharapkan adalah warna putih yang bersih, tidak kehitam-hitaman.
Pola warna yang keiihatan berat pada daerah ini sungguh tidak diharapkan. Warna merah yang buram misalnya, sangat tidak diharapkan hadir pada daerah ini.
Cupang (Betta Splenders)
A. Pendahuluan
Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal.
Cupang dalam proses pemijahan :
B. Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Cupang jantan yang siap memijah Cupang jantan yang siap kawin, sering membuat busa di permukaan air
Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
C. Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan
Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin.
Cupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanyaCupang betina yang siap kawin, terdapat bintik putih di bawah sirip dadanya
Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.
Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan.
udang galah
UDANG GALAH
Udang galah (Macrobranchium rosernbergii) adalah jenis udang air tawar yang prospeknya cukup cerah untuk dibudidayakan secara besar-besaran. Selain mudah dipelihara, keunggulan udang galah lainnya adalah tahan terhadap serangan
Udang galah mulai dibudidayakan setelah hasil tangkapan di alam berkurang drastis, sementara permintaaan pasarnya tidak pernah surut. Tingginya minat pasar tersebut tidak terlepas dari melonjaknya permintaaan udang galah konsumsi di dalam negeri, terutama dari restoran seafood dan restoran papan atas hotel berbintang.
Yang menarik udang galah lokal dan GIMacro yang sebenarnya merupakan udang air tawar ini bisa beradaptasi dengan baik di air payau. Banyak petani yang sukses memelihara udang galah secara monokultur dan polikultur di sawah, baik di sawah biasa maupun di sawah tambak. Artinya, untuk membudidayakan udang galah, para investor tidak harus merambah hutan mangrove sehingga tidak merusak lingkungan. Jika usaha ini ditekuni secara serius, peluang untuk meraup rupiah dan akan terbuka lebar.
budidaya ikan komet
KOMET (Carassius auratus-auratus)
Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.
Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya di sembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan.
Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus-auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup si perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.
1. Persiapan wadah pemijahan
Untukl kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 60x40x40 cm dengan bentuk persegiu panjang. Akuarium yang digunakan sebelumnya dibersihkan dengan menggunakan sabun kemudian dibilas dengan air tawar dan selanjutnya dijemur untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel.
Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang bberasal dari air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan airnya mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan dan menggangu budidaya ikan. Untuk itu perlu diendapkan. Air yang diendapkan diaerasi kuat supaya kandungan oksigen yang ada di dal;mnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam akuarium dengan ketinggian 30 cm, kemudian aerasi.
Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan praktik digunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes).
Gambar 3: Substrat (Eceng gondok)
Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu disucihamakan. Enceng gondok yang akan digunakan sebelumnya sudah direndam dalam larutan Methylin blue dengan dosis 100 ppm selama 5 – 10 menit. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam akuarium.
2. Memilih induk
Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Seleksi induk ikan komet dapat dilakukan dengan melihat ciri – ciri sebagai berikut :
Induk Jantan | Induk Betina |
Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. | Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba. |
Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih | Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahan merahan. |
Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.
3. Pemijahan
Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 1:2 nduk yang digunakan dalam praktikum yaitu dengan perbandingan 1 : 2 ( ♀ : ♂). Induk jantan satu yang merupakan ikan koi dengan berat tubuh 93, 28 gr dan induk betina sebanyak dua ekor yang merupakan ikan komet, induk betina pertama mempunyai berat tubuh 72,96 gr dan induk betina yang kedua mempunyai berat 42,97 gr. Induk ini kemudin dimasukkan dalam akuarium yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.
4. Penetasan telur
Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam akuarium. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut.
Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Selain itu, perlu dilakukan perhitungan akan larva yang dihasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh larva sebanyak 5999 ekor. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
5. Pemeliharaan Larva
Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih.
Bak pendederan harus bersih dan sudah dikeringkan dibawah sinar matahari selama 1-2 hari untuk membunuh bibit parasit. Selanjutnya tebarkan pupuk kandang berupa kotoran ayam 500 g/m². Sementara air dialirkan, pupuk diaduk-aduk hingga betul-betul larut dan pertahankan ketinggian air dalam bak sampai 30 cm. Dua hari setelah pemupukan, bibit kutu air ditanam dan dibiarkan selama 5 hari agar tumbuh dan berkembang biak. Setelah itu, larva komet dari bak penetasan siap dilepas ke dalam bak pemeliharaan.
Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah pakan tambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk aslinya. Badannya bulat, ekor dan kadang warna dari sebagian anak komet sudah keluar. Seleksi awal ditujukan untuk memilih ikan yang mempunyai ekor persis sama seperti ekor indukya, kemudian bentuk badan dan ukurannya. Bisa terjadi, dari hasil seleksi ini diperoleh beberapa kelompok anak komet berlainan ukuran serta kualitasnya, termasuk kelompok anak komet yang harus disingkirkan.
Sabtu, 18 April 2009
Jenis-jenis Ikan Kerapu di Perairan Indonesia
Ikan Kerapu merupakan ikan yang hidupnya di perairan berkarang. Bentuk ikan kerapu bermacam-macam. Ikan kerapu bersifat hemafrodit, dimanan pada saat menganjak dewasa ikan ini akan berubah kelamin dari jantan ke betina. Di habitatnya, berat ikan ini bisa bisa mencapai lebih dari 100 kg. Ikan ini tergolong hewan karnivora atau pemakan daging. Di perairan Indonesia ikan kerapu terdapat 4 kelompok tetapi yang dapat dibudidayakan baru 2 kelompok, yaitu kelompok Epinephelus seperti kerapu macan, kerapu lumpur, kerapu pasir, kerapu sunu dan kerapu kertang. Sedangkan dari kelompok Cromileptes yaitu kerapu tikus atau kerapu bebek.
Mutira semula hanya diperoleh dari tiram mutiara yang hidup alami di laut.
Berkat kemajuan teknologi saat ini, mutiara sudah dapat dibudidayakan,
walaupun sebagian besar teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh
bangsa lain.
Balai Budidaya Laut, Lampung selalu berupaya untuk mengejar ketinggalan
teknologi budidaya mutiara tersebut, karena menyadari betapa besar potensi
mutiara di negara kita. Keberhasilan Balai Budidaya Laut membudidayakan
mutiara merupakan langkah baru yang menunjukan bahwa teknologi itu dapat
dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Di negara kita tiram mutiara yang banyak dibudidayakan adalah jenis Pinctada
maxima (Goldlip Pearl Oyster). Jenis ini banyak ditemukan di perairan
Indonesia Bagian Timur (Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara
Barat).
2. PEMILIHAN LOKASI
1) Lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar.
2) Perairan subur, kaya akan makanan alami.
3) Kecerahan cukup tinggi.
4) Cukup tersedia induk/benih tiram mutiara.
5) Dasar perairan pasir karang dan kedalaman air 15 ~ 25 m.
6) Kadar garam 30 ~ 34 ppt dan suhu 25 ~ 280C.
7) Bebas pencemaran.
Jumat, 17 April 2009
Sidat " Si Belut Besar Bertelinga"
Bahkan sebagian orang Jepang percaya bahwa dengan mengonsumsi ikan ini bisa menambah stamina dan memperpanjang umur. Meskipun terkesan hanya sebagai mitos, namun secara medis ikan ini memang memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil ikan sidat jenis tropis yang melimpah.
Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.
"Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp490 ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya 5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong," katanya.
Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa dominan marmorata.
Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka 73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan 0,3 persen.
"Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang," katanya.
Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.
Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies. Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.
"Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya," paparnya.
Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030 mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia.
Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia. Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di dunia.
Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15 kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis."Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain," katanya.
Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar dan tinggal di sana selama bertahun-tahun. Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi mencari laut.
Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat. Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada bulan April - Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.
"Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia, jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal musimnya saja beda," paparnya.
Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan sangat membantu pengembangan budi dayanya. Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini. (Abdul Malik/Sindo/mbs)
Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.
"Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp490 ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya 5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong," katanya.
Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa dominan marmorata.
Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka 73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan 0,3 persen.
"Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang," katanya.
Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.
Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies. Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.
"Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya," paparnya.
Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030 mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia.
Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia. Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di dunia.
Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15 kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis."Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain," katanya.
Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar dan tinggal di sana selama bertahun-tahun. Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi mencari laut.
Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat. Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada bulan April - Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.
"Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia, jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal musimnya saja beda," paparnya.
Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan sangat membantu pengembangan budi dayanya. Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini.
Makhluk Aneh Lautan Terdalam
Ikan Viper
Memiliki nama latin Mesopelagic dapat ditemukan dikedalaman 80-1600 meter, merupakan ikan dengan tampang super kejam (mulut lebar dan gigi tajam). seperti kebanyakan ikan dari lautan dalam, ikan ini tidak memiliki warna kulit alias tembus pandang dan organnya menyala karena proses yang disebut bioluminescence, selain itu mereka memiliki mata yang besar untuk mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin di dalam kondisi minim cahaya atau bahkan tanpa cahaya sama sekali. Mulutnya yang lebar dalam menelan utuh ikan yang bahkan lebih besar dari badannya, hal ini dimungkinkan karena perutnya bersifat elastis sehingga dapat mengembang. Ikan-ikan dasar laut ini harus beradaptasi dengan lingkungan yang sangat minim stok makanan karena lingkungannya yg sangat dalam sehingga tidak banyak mahluk lain yg blogwalking berkeliaran, kadang mereka saling memakan sesama sejenis untuk dapat bertahan hidup.
Fangtooth
Dikenal juga dengan nama Anoplogaster Cornuta, meski terlihat seperti monster, ikan ini cuma dapat tumbuh sampai 6 inci panjangnya. Ikan ini memiliki tubuh pendek dengan kepala yang berukuran besar, ikan ini hidup dikedalaman yang cukup ekstrim yaitu 16.000 kaki. Tekanan yang tinggi dan temperatur yang hampir membeku membuat makanan sulit didapatkan, sehingga ikan ini hampir memakan semua yang dapat ditemui. Fangtooth dapat ditemukan di lautan tropikal seperti Australia.
Dragonfish
Mempunyai nama latin Grammatostomias Flagellibarba, hidup di kedalaman 5000 kaki / 1.500 meter, memiliki semacam belalai menyala yang terhubung dengan dagunya. Dibagian samping tubuhnya juga terdapat bagian menyala yang digunakan untuk memberi tanda kepada ikan Dragonfish lain selama musim kawin.
Angler
Dikenal juga dengan nama Melanocetus Johnsoni, tubuhnya berkembang sampai 5 inci, tubuhnya hampir menyerupai bola basket, ditemukan dikedalaman 3000 kaki.
Gulper Eel
Dikenal juga dengan nama Eurypharynx Pelecanoides, dapat tumbuh sampai panjang 2-6 kaki dapat ditemukan dikedalaman 3000 sampai 6000 kaki di dasar laut.
Gurita Raksasa
Memiliki nama latin Architeuthis Dux, salah satu mahluk laut terbesar, dapat tumbuh sampai dengan ukuran 60 kaki, dikenal sebagai hewan tak bertulang belakang terbesar yang pernah ada. Hewan satu ini dikenal sangat misterius karena belum pernah ada yang melihat mahluk ini di alam liar, karena kebanyakan mereka ditangkap sudah dalam keadaan mati atau tersangkut jaring nelayan. Hewan ini termasuk hewan pemakan daging, dan mereka akan memakan apapun yang mereka tangkap, selama perang dunia ke dua ada sebuah cerita yang menyatakan mahluk ini menarik seseorang dari sebuah kapal kecil di kegelapan malam. Tetapi gurita ini merupakan makanan fav untuk ikan paus, karena pernah ditemukan Gurita raksasa ini didalam perut ikan paus yang telah mati.
Giant Isopod
Dikenal juga dengan nama Bathynomus Giganteus, dapat tumbuh sampai panjang 16 inci, hidup dikedalaman 2000 kaki.
Long Nosed Chimaera
Memiliki nama lain Harriotta Raleighana, dapat tumbuh sampai panjang 5 kaki, memiliki hidung seperi moncong pesawat supersonic, hidup dikedalaman 8000 kaki.
Ketika Bawal Bintang Susah Memijah
Prospek usaha bawal bintang sangat menjanjikan. Apalagi, ikan ini termasuk spesies asli Indonesia yang mempunyai daya adaptasi tinggi dan mudah dibudidayakan. Sayangnya, ketersediaan benihnya di tanah air masih sangat terbatas. Pemenuhan benih bawal bintang dalam negeri selama ini lebih banyak dipenuhi dari Malaysia dengan harga yang cukup mahal. Maka, ibarat angin segar ketika Balai Budidaya Laut (BBL) Batam telah mampu memijahkan induk-induk ikan bawal bintang dan menghasilkan benih.
Susah Memijah
Syamsul Akbar, Kepala BBL Batam menyatakan, untuk memijahkan bawal bintang sangat susah. Sebab, induk dari alam yang akan dijadikan induk sangat sensititif. “Kalau tidak hati-hati akan gampang kena penyakit,” jelas Syamsul. Selain itu, lanjut Syamsul, pemijahan bawal bintang juga harus memperhatikan kualitas air. Kalau tidak, parasit akan cepat menyerang.
Pria asli Medan ini mengaku, demi mengembangkan bawal bintang, pihaknya telah melakukan pengkajian selama 3 tahun sebelumnya. Selanjutnya, bawal bintang mulai dikembangkan di BBL Batam sejak April-Mei 2007. Sebagai benih awal, BBL Batam mendatangkan dari Malaysia sekitar 2000 ekor. Kini, BBL Batam telah mampu memproduksi benih bawal bintang berukuran 3 cm mencapai 100 sampai 150 ribu benih per siklus (1,5 bulan).
Soal kualitas, Syamsul meyakinkan bahwa benih-benih bawal bintang hasil pemijahan BBL Batam tak kalah dengan kulitas benih bawal bintang dari Malaysia. Tingkat kelulushidupan (survival rate/ SR) bisa mencapai 75 sampai 80%. Tetapi, imbuh Syamsul, hal itu harus didukung dengan lokasi pemeliharaan yang baik. Kriterianya antara lain berada pada keramba jaring apung (KJA) yang jauh dari polutan, dasar perairan karang hidup, vegetasi bagus, jauh dari pemukiman, dan lainnya.
Sementara untuk harganya, harga benih hasil pemijahan BBL Batam jauh lebih murah dibandingkan harga benih dari Malaysia yang selama ini memenuhi pasar. Perbandingan, harga benih dari Malaysia mencapai Rp 4000 per 3 cm, sedangkan benih dari BBL Batam Rp 400 sampai Rp 500 per cm.
Sukses pembenihan bawal bintang tersebut, langsung mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Terbukti, permintaan benih dari BBL Batam terus meningkat. Untuk saat ini saja menurut Syamsul, pesanan benih bawal bintang di BBL Batam mencapai 150 ribu ekor. Itu belum termasuk permintaan benih dari masyarakat kepulauan Riau, Aceh dan Jakarta. Ke depan, BBL Batam menargetkan produksi benih bawal bintang mencapai 10 juta per tahun.
Pembenihan Bawal Bintang
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembenihan bawal bintang adalah penanganan induk, pemeliharaan larva, pendederan dan penanganan pasca panen. Pengelolaan induk dimulai dengan seleksi induk/calon induk dengan kriteria bentuk badan harus proporsional dan simetris, tidak ada cacat/luka pada tubuh ikan dan merupakan grading pertama pada kegiatan budidaya dan ukuran ikan sudah mencapai 1 kg/lebih.
Untuk manajemen pakan induk harus diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan dipenuhi dengan pemberian ikan rucah segar, pelet, pencampuran vitamin dan multivitamin. Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk yang akan dipijahkan. Untuk manajemen air media pemeliharaan, pergantian air optimal adalah 400% dalam 24 jam dengan kualitas air tetap terjaga pada pH (7,4-7,8), DO (4-6 ppm), suhu (29-310C) dan salinitas (30-33 ppt).
Bak pemijahan induk berkapasitas 10 ton dan diisi induk yang sudah siap pijah sebanyak 10 ekor dengan perbandingan 1:1. Induk jantan lebih kecil dari induk betina. Keunggulan pemijahan bawal bintang adalah dapat dipijahkan kapan saja, tidak tergantung siklus bulanan.
Ikan Langka Napoleon
Ikan Buntal
Keracunan ikan buntal boleh terjadi apabila seseorang itu memakan ikan buntal atau hasilnya (seperti filet atau telor) yang telah dicemari racun. Terdapat segelintir masyarakat yang meminati ikan buntal atau hasilnya. Mereka lazimnya membeli ikan tersebut di pasaran atau memakan hidangan di restoran.
Pencemaran tetrodotoxin tidak dapat dikesan dengan mata kasar kerana tiada perubahan warna, bau dan bentuk terhadap isi ikan yang telah tercemar. Bagi mereka yang meminati fillet ikan buntal, mereka harus berhati-hati semasa menyiang ikan. Serahkan tugas tersebut kepada mereka yang mahir sahaja.Sekiranya mereka terpaksa membeli ikan dipasaran, dapatkan bekalan dari mereka yang dipercayai. Kejujuran mereka yang menyiang ikan buntal ini sangat-sangat penting bagi mengelakkan kejadian yang tidak diingini.Sekiranya tanpa disedari seseorang itu telah dihidangkan hidangan ikan buntal, dan mengalami gejala keracunan seperti yang telah dinyatakan, segeralah mendapatkan rawatan di klinik atau hospital. Pihak klinik/hospital perlu melaporkan kejadian keracunan ini kepada mana-mana Pejabat Kesihatan Daerah.
Kerapu Kertang
BUDIDAYA KERAPU KERTANG
Budidaya ikan kerapu di KJA umumnya memakan waktu pemeliharaan satu sampai satu setengah tahun lamanya. Maka menjadi sebuah kabar gembira buat para pembudidaya bila jenis kerapu kertang (Epinephelus hemiochus) dapat dipanen lebih awal lantaran pertumbuhannya yang cepat. Jenis kerapu yang asli Indonesia ini layak panen di umur 4-5 bulan masa pembesaran. “Ketika ditebar dengan ukuran sama bareng kerapu macan atau bebek, kerapu kertang terbukti lebih cepat besar. Untuk mencapai bobot 480-500 gram (ukuran konsumsi) kerapu bebek membutuhkan waktu satu tahun pembesaran, dan kerapu macan membutuhkan 14 - 15 bulan. Sementara, kerapu kertang cukup di kisaran 4 - 5 bulan saja. Bahkan, waktu tersebut memungkinkan untuk makin dipersingkat dengan cara menaikkan dosis pakan. “Semakin banyak pakan diberikan, semakin cepat pertumbuhannya,”. Artinya, masa panen bisa dikelola berdasarkan kebutuhan pasar. Singkatnya waktu pemeliharaan kerapu kertang ini akan berujung pada peningkatan keuntungan bagi para pembudidaya. Selain itu, Agus mengimbuhkan nilai lebih lain, sifat kanibal kerapu kertang tidak seganas kerapu macan.
Dari aspek pasar pun kerapu kertang memiliki pangsa yang lebih luas. Jenis ini dapat dipasarkan dalam bentuk fillet (irisan daging beku). Pasalnya dalam waktu tidak terlalu lama bisa didapatkan ukuran yang besar. “Kerapu kertang bisa diarahkan untuk pemeliharaan berukuran all size,” Sementara jenis lain selama ini pemasarannya hanya dalam bentuk hidup. Kerapu asal Indonesia sejauh ini banyak dipasarkan ke Hongkong dan Taiwan serta mulai masuk ke China Daratan. Dengan sediaan bentuk fillet diharapkan mampu menembus pasar Eropa dan AS. Soal harga, kerapu kertang tidak jauh berbeda dengan kerapu macan yang tiap kilonya dihargai sekitar Rp 100 ribu. Sementara untuk pakan, Agus mengatakan relatif sama dengan jenis kerapu lainnya. Saat masih kecil ikan bisa diberi artemia dan selanjutnya bisa diberi rucah atau pakan buatan dari pabrik (pelet).
Metode “Implant Hormon”
Masalahnya, kerapu jenis kertang dikenal sulit berkembangbiak. Menurut Koordinator Perbenihan BBL Batam Jesika Rahmat, pihaknya tengah berupaya melakukan penelitian memijahkan dan mengembangbiakkan kerapu kertang menggunakan metode “implant hormon”, yaitu menyuntikan hormon LHRHa pada ikan jantan dan betina. Hormon tersebut berfungsi memicu produksi sperma dari kertang jantan dan telur dari kertang betina.
“Secara rutin ikan disuntik dua bulan sekali,” Dan untuk mendukung-pacu pembuahan, induk yang diproyeksikan menjadi bibit diberi pakan ikan cumi, karena memiliki protein cukup. Jika hasil penelitian ini mampu mengembangbiakkan kerapu kertang secara massal, tak menutup kemungkinan ikan laut ini bakal jadi primadona di masa depan.
Jesika rahmat mengaku, pihaknya dua tahun terakhir mengerjakan proyek penelitian dan pembiakan ikan jenis ini. Dimulai 2006 dengan mendatangkan sekitar 84 induk ikan dari berbagai perairan di Indonesia. Sumber benih alami paling banyak dari Aceh. Dari sekian kali pemijahan yang dilakukan telah dua kali dihasilkan benih. Dan pada periode akhir Juli lalu atau pemijahan ke-empat diperoleh benih yang cukup banyak. “Meskipun demikian, itu masih di bawah normal,” ujar Jesika.
Sementara ini, dari sekitar 15 - 20 juta telur yang dihasilkan masih kurang dari 60% yang terbuahi. Dan dari angka itu, tak sampai 70% -nya yang menetas. Selanjutnya yang hidup menjadi benih dengan panjang 3 - 5 cm hanya berkisar 1 - 3%. Dengan kata lain, SR (Survival Rate) kerapu kertang ini hanya 1 - 3%. Itu sebabnya menurut Suci, masih dibutuhkan penelitian dan pengujian lebih lanjut. Suci berharap penelitian yang tengah digarap ini akan berujung sukses.
Berdasarkan pengalaman penelitian dan pegembangan kerapu bebek dan macan sebelumnya, tingkat kesulitannya tak jauh berbeda. Dahulu kedua jenis kerapu tersebut juga sulit dipijahkan. Pemijahan kerapu bebek dan macan awalnya pun dilakukan dengan metode “implant hormon”, baru dilanjutkan dengan metode manipulasi lingkungan. Setelah manipulasi lingkungan sukses, hormon pun ditinggalkan. Alasannya, manipulasi lingkungan biayanya lebih murah dibandingkan menggunakan hormon.
“Saat ini pemijahan kerapu macan dan bebek bisa dilakukan alami. Syaratnya, pakan dan vitamin diberikan cukup dan air di bak pemijahan bagus. Diharapkan kerapu kertang pun mengikuti jejak sukses dengan pola yang sama. Kerapu kertang satu famili dengan kerapu macan,” kata Suci. Kendalanya, pihak BBPBL mengalami kesulitan dalam ketersediaan induk kerapu kertang. Padahal pemijahan tidak bisa dilakukan hanya dengan menempatkan sepasang kerapu di tempat pemijahan. “Setidaknya dibutuhkan 1 ekor jantan dan tiga ekor betina di satu tempat pemijahan”.
Selasa, 14 April 2009
Tentang Terumbu Karang
Apakah terumbu karang?
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut sebagai penghuninya.
Apakah karang itu?
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Apakah polip itu?
Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut.
Bagaimanakah cara karang makan ?
Pada tentakel polip terdapat racun yang digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut yang sangat kecil atau disebut plankton sebagai makanan tambahannya. Tentakel karang terbuka pada malam hari dan digunakan untuk menangkap plankton yang melayang-layang terbawa arus. Karang batu mendapatkan makanan dari zooxanthellae.
Apakah zooxanthellae itu ?
Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu. Zooxanthelae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae
Bagaimana Karang berkembang biak?
Karang berkembang baik secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian membelah memperbanyak diri.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan karang untuk tumbuh?
Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti semula. Bayangkan….betapa lamanya !!!
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun . Jadi terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000!
Mengapa terumbu karang sangat penting artinya?
Terumbu karang memberikan manfaat yang luar biasa kepada bumi dan seisinya. Manfaat terumbu karang bagi manusia adalah:
Pelindung pantai dari hempasan ombak.
Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut
Menyediakan sumber protein bagi masyarakat
Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata
Sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.
Hal-hal apa saja yang dapat merusak Terumbu Karang?
Terumbu karang adalah ekosistem yang rentan dan mudah rusak. Terumbu karang dapat rusak oleh beberapa proses antara lain: pengendapan, pencemaran, penagkapan ikan yang merusak, sampah, gempa, bintang laut pemangsa karang yang disebut bulu seribu
Bulu seribu sedang memangsa karang , (c) Wolcott Henry 2001
Apa yang dapat dilakukan untuk membantu melestarikan Terumbu Karang?
Jangan membeli souvenir atau barang-barang yang terbuat dari karang atau makhluk laut lainnya seperti karang yang dikeringkan, ikan buntal yang diawetkan, kerang-kerang besar, dll
Jangan menyentuh, berdiri di atas karang, atau mengumpulkan karang ketika sedang bermain di laut atau snorkeling
Jika anda adalah seorang penyelam, perhatikan gerakan fin, tabung, dan alat selam lainnya, jangan sampai membentur karang
Jika anda memiliki akuarium air laut, pastikan ada membeli ikan-ikan yang tidak ditangkap dengan menggunakan racun
Terdapat bukti-bukti bahwa di dalam terumbu karang terkandung bahan-bahan untuk obat-obatan.
Bergabunglah dengan badan pelestarian lingkungan laut.
KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan yang habitat hidupnya di karang dan didasar perairan berbatu., berdiam diri di dalam lubang-lubang untuk menunggu mangsa. Dapat hidup di air laut maupun air payau karena mempunyai toleransi tinggi terhadap salinitas yaitu 15-35 ppt. Daerah penyebaran kerapu macan di mulai dari Afrika Timur, Fasifik Barat Daya, Australia, Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia. Sedangkan di perairan Indonesia yang populasinya cukup banyak adalah perairan Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru dan Ambon.
Kerapu Macan memiliki sirip dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip vektoral (dada), srip garis lateral (gurat sisi) dan sirip caudal (ekor). Bentuk badan kerapu macan memanjang dan cenderung gepeng (compressed) atau agak membulat. Mulut berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang atas bawah dilengkapi dengan gigi geretan berderet dua baris lancip dan kuat. Badan kerapu macan ditutupi oleh sisik kecil yang mengkilap dan bercak loreng mirip bulu macan.
Kerapu Macan bersifat Hemaprodit protogini, dimana perkembangan menuju dewasa (matang gonad) berjenis kelamin betina dan berubah kelamin menjadi jantan saat tubuh pada ukuran tertentu. Fase betina didapatkan pada ikan dengan ukuran panjang tubuh minimum 450-550 mm (umur lebih dari 5 tahun) dengan berat tubuh 3-10 kg. Fase jantan kelamin pada ukuran panjang tubuh minimum 740 mm dengan berat tubuh 11 kg. Namun kadang juga ditemukan induk betina ukuran 1-3 kg dengan fekunditas 300.000 – 700.000 butir.
Kerapu macan mempunyai sifat hidup soliter, dimana hidupnya tidak bergerombol, baik saat mencari makan maupun dalam keadaan bahaya. Namun pada saat akan memijah kerapu macan akan bergerombol, ini terjadi beberapa hari sebelum bulan purnama penuh pada malam hari. di Indonesia, musim pemijahan ikan kerapu macan terjadi bulan Juli – September dan November – Februari, terutama di Perairan Kepulauan Riau, Karimun Jawa, dan Irian Jaya. dalam satu tahun musim pemijahan terjadi sebanyak 6-8 kali, sedangkan pemijahan pertama (prespawning) terjadi 1-2 kali pemijahan dalam setahun.
Teknik Pemeliharaan
A. Pemijahan
Pemijahan untuk ikan kerapu macan biasanya menjelang bulan gelap dengan dilakukan secara manipulasi lingkungan dengan menaikan dan menurunkan permukaan/tinggi air setiap hari. Permukaan air diturunkan sampai mencapai ketinggian 50 cm diatas sirip punggung pada pagi hari kondisi ini dipertahankan sekitar 5-6 jam sehingga diharapkan terjadi peningkatan suhu air 3-50, kemudian sore hari dilakukan penambahan air laut segar sampai mencapai ketinggian optimal (3,0-3,5 m). Perlakuan ini dilakukan secara terus menerus sampai terlihat tanda-tanda birahi dari induk kerapu untuk melakukan kerapu untuk melakukan pemijahan pada malam hari.
Setelah aktivitas pemijahan terjadi, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah kegiatan pemanenan telur-telur yang dihasilkan induk ikan kerapu macan dengan mengalirkan air yang berisi telur dan ditampung di dalam kantong jaring (screen net ) dengan ukuran mata jaring 200 µm. Pemanenan telur dilakukan di bak fiber, selanjutnya telur dipindahkan ke dalam tempat penampungan sementara yang sudah diketahui volumenya guna perhitungan jumlah dan tingkat pembuahan.
Setelah telur-telur terkumpul, kemudian ditempatkan didalam wadah yang terbuat dari fiberglass yang mana volumenya berkisar 400 liter air, dilengkapi dengan 3 buah aerasi. Kadar garam air untuk inkubasi dan pembesaran larva berkisar antara 31 ppt, dan suhu berkisar antara 280 C, dalam kondisi ini telur akan menetas 16-19 jam setelah pembuahan. Larva yang baru menetas terlihat transparant, melayang layang dan gerakannya tidak aktif serta tampak kuning telur dan globulenya. Larva yang berumur D1-D2 berwarna putih transparant, bersifat planktonis, bergerak mengikuti arus, sistem penglihatan belum berfungsi, serta masih mempunyai kuning telur (egg yolk) sebagai cadangan makanan sehingga larva belum membutuhkan pakan tambahan.
Berdasarkan pengamatan mikroskopis, telur kerapu macan berbentuk bulat tanpa kerucut, cenderung bergerombol pada kondisi tanpa aerasi, kuning telurnya tersebar merata. Telur ikan transparan dengan diameter sekitar 850 mikron dan tidak mempunyai rongga didalam telur. Perkembangan embrional didalam telur membutuhkan waktu setidaknya 19 jam sejak pembuahan hingga penetasan. Pembelahan sel pertama terjadi 40 menit setelah pembuahan, berikutnya setelah15-30 menit sampai mencapai tahap multisel selama 2 jam 25 menit. Tahap berikutnya adalah blastula, gastrula, neurula, dan embrio. Gerakan embrio terjadi 16 jam setelah pembuahan, selanjutnya akan menetas menjadi larva setelah 3 jam kemudian. Panjang total larva yang baru menetas 2,086 mm. Pembentukan sirip punggung mulai terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua sirip dada mulai terbentuk dan jaringan usus berkembang sampai ke anus. Pada hari ketiga mulai terjadi figmentasi saluran pencernaan bagian atas dan mulut mulai membuka. Selanjutnya pada hari keempat kuning telur terabsorpsi. Periode perkembangan larva kerapu bebek dan macan sampai pada tahap metamorfosis penuh membutuhkan waktu 35-40 hari.
B. Pemeliharaan Larva
Bak pemeliharaan larva yang digunakan adalah bak berbentuk bulat (fiberglass) dan bak berbentuk segi empat (beton) dengan kedalaman air 1-1,5 m2. Pada umumnya bak yang digunakan adalah 10-20 ton. Penggunaan bak yang besar untuk mengurangi fluktuasi suhu, khususnya pada waktu di keringkan dan dibilas atau direndam dengan kaporit. Air laut yang disaring sebelum masih ada bau kaporit dinetralisir dengan thiosulfat 20 ppm. Salinitas media pemeliharaan adalah 30-33 ppt. Pada saat pemeliharaan larva terjadi perkembangan pada larva kerapu macan setiap harinya. Untuk itu perlu dipenanganan khusus dalam pemeliharaan larva kerapu macan.
Pada larva umur D1 - D30 media pemeliharaan diberi fhytoplankton dari jenis Nannoclorpsis sp. Pemberian fhytoplankton pada bak larva di maksudkan sebagai keseimbangan/stabilisator kualitas air dan pakan Rotifer yang ada dalam bak pemeliharaan.
C. Pemeliharaan Benih
Dalam Pemeliharaan benih sebelum dimasukkan ke dalam bak pendederan harus digrading terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat kanibalisme. Cara penebaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan menenggelamkan baskom/ember yang berisi benih kedalam bak pendederan dan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Tingkat kepadatan benih kerapu macan sangat menentukan dalam fase pertumbuhannya. Ruang gerak, oksigen dan persaingan pakan menjadi semakin tinggi dalam benih dengan kepadatan yang tinggi. Pengaturan padat tebar benih kerapu macan disesuaikan dengan ukuran benih yang dipelihara. Benih yang ditebar berukuran 2 inchi/ 5 cm dengan jumlah 6000 ekor. Berikut ini disajikan padat tebar sesuai hasil magang yang dilaksanakan di pendederan dengan wadah bervolume 2-3 m3.
Pada
D. Pembesaran Kerapu Macan di KJA.
Pembesaran ikan dalam kegiatan bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan pembesaran, ikan didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran panen/ukuran pasar melalui penyediaan lingkungan media hidup ikan yang oftimal dan pemberian pakan yang tepat jumlah, mutu, cara, dan waktu serta pengendalian hama dan penyakit.
Keramba adalah bingkai atau frame yang dilengkapi dengan pelampung untuk melekatkan atau mengikatkan waring dan jaring. Balai budidaya Laut Batam mempunyai keramba yang terbuat dari kayu dan polyetheline. Untuk pembesaran kerapu macan, ukuran bingkai yang digunakan adalah ukuran 8 x 8 meter yang terbagi menjadi 4 kotak dengan ukuran 3 x 3 meter perkotaknya. Pelampung yang digunakan untuk 1 unit (8 x 8 meter) adalah 16 buah, bahan untuk pelampung yaitu dari drum plastic.
Padat tebar benih merupakan factor yag sangat menentukan keberhasilan usaha penggelondongan dan pembesaran. Padat tebar berkait erat dengan pertumbuhan dan kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhan akan lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat ikan, maka penebaran harus dikurangi secara bertahap. Irjal Effendi (2004) menyatakan untuk padat tebar ukuran 15-20 cm yaitu 50-100 ekor /meter. Sedangkan padat tebar yang dilakukan yaitu 65 ekor/meter. Dengan padat tebar demikian, ikan dapat terkontrol, ukuran seragam dan juga ruang gerak, oksigen, dan pakan akan terpenuhi.
Pakan merupakan faktor yang penting dalm usaha pembesaran ikan. Dalam usaha pembesaran ikan diharuskan tumbuh hingga bisa mecapai ukuran pasar. Untuk itu, ikan harus makan dan tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging (pertumbuhan somatis). Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging.
D. Pemilahan Ukuran (Grading)
Ikan Kerapu Macan merupakan ikan yang buas yang saling memakan sesamanya. Akan tetapi perbedaan ukuran akan mempengaruhi pertumbuhan ikan tersebut. Karena apabila digabungkan menjadi satu bak tanpa dilakukan pemilahan ukuran akan terjadi kompetisi makanan, sehingga ikan yang kecil akan tetap tertinggal pertumbuhannya dan akan terjadi kanibalisme.
E. Sampling
Untuk mengetahui pertumbuhan ikan, menentukan dosis pakan serta angka kelulusan hidupan dilakukan pengambilan contoh ikan. Pada saat sampling dilakukan penghitungan, pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan sehingga dapat diamati angka kelulus hidupan, pertambahan panjang dan beratnya. Sampling dilakukan setiap 7 hari sekali. Selain itu juga dilakukan penghitungan total ikan dan kelulusan hidupnya serta pemilahan ukuran
G. Panen dan Pengangkutan
Pada budidaya kerapu macan ini, biasanya yang dipanen untuk dijual atau dikonsumsi adalah ikan konsumsi hidup karena permintaan dan harga jual kerapu macan hidup sangat tinggi. Oleh karena itu, kesegaran ikan harus dipertahankan. Untuk menjaga agar ikan tetap sehat dan segar, pemanenannya di lakukan pada pagi dan sore hari karena suhu relatif rendah. Dengan suhu rendah maka di harapkan dapat mengurangi stress selama pemanenan. Panen selektif merupakan pemanenan terhadap ikan yang telah mencapai ukuran tertentu menurut keinginan pasar. Panen selektif biasanya dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam skala kecil. Sementara panen total merupakan pemanenan secara keseluruhan yang biasanya dilakukan guna memenuhi permintaan dengan skala yang besar.
Pengangkutan ikan hidup dapat dilakukan dengan cara terbuka dan pengangkutan tertutup. Teknik pengangkutan yang sering digunakan di BBL Batam adalah pengangkutan terbuka. Pengangkutan terbuka lebih banyak digunakan untuk transportasi ikan konsumsi. Biasanya alat angkutnya berupa drum plastik atau bak fiberglass yang sudah diisi dengan air laut sebanyak ½ sampai 2/3 dalam perjalanan yaitu suhu sekitar 19 – 200C.
H. Pengendalian Penyakit Benih.
Penyakit yang menyerang benih kerapu macan adalah penyakit gatal dari jenis parasit Trichodina sp., ciri khas ikan yang terserang penyakit ini yaitu ikan tidak mau makan/respon pakan berkurang, menggosokan-gosokan badan pada dinding bak, sirip ikan rusak dan rontok. Selain disebabkan oleh parasit, juga disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila yang sering disebut penyakit merah. Gejala penyakit ini warna tubuh kusam/gelap, kulit kasat, dan eksis lendir, perdarahan pada pangkal sirip ekor dan bagian tubuh yang lain, dan sisik lepas/luka dan akhirnya menjadi borok.
Pengendalian dilakukan dengan cara benih direndam pada larutan acrivlafin dengan dosis 10-15 ppm selama 10 menit ppm selama 1 jam dan juga dengan perendaman air tawar 5-10 menit dengan melihat kondisi ikan. Perendaman disesuaikan dengan kondisi ikan yaitu ketika terlihat ciri-ciri penyakit yang telah disebutkan diatas. Perendaman dilakukan secara rutin 1 minggu sekali dan dihentikan ketika benih sudah terlihat sehat. Benih juga diberikan pakan yang telah dicampur Oxytetracylin (OTC) dosis 50 mg/kg pakan setiap hari selama 7-10 hari atau dilakukan perendaman dengan dosis 20-30 ppm selama 1 jam.
Pencegahan yang dilakukan yaitu menjaga kualitas air agar tetap baik dengan melakukan pergantian air setiap hari >200 % perhari, pemberian pakan dari ikan rucah segar, dan pemberian vitamin C dosis 1-2 gr/kg untuk meningkatkan ketahanan tubuh serta melakukan pemisahan ikan-ikan yang sakit dari yang sehat.